Pada suatu hari, ada seorang arung perempuan mengidap penyakit kulit di Luwu. Arung yang mengidap penyakit kulit itu adalah anak seuwai bapak ibunya. Naanak pattolai di tambahkan di Luwu. Ibu bapaknya sakit karena karana anaknya pengidap penyakit kulit. Sudah ada dukun dan ulam yang mengobatinya, boleh dikata penyakit arung perempuan itu sudah agak mendingan. Biar bauhnya tidak ada orang yang bisa tahan , karena bauhnya tidak sedap.
Adapt serta pabbanuanna Luwu sadah bersatu., karena takut ketularan penyakit seperti itu. Mau di bunuh tapi tidak bisa juga karene merupakan anak toriabusungi namaqdara takku. Karena itulah orang di Luwu gelisah.
Ketika ia sampai di depan Mapajunge. Mapajung berbijara , apa yang engkau inginkan. Kebiasaan orang Luwu atau orang banyak.
Semua orang terkenal; di Luwu berkata, “ tidak ada bedanya puang di sengaja makan didepan puammeng, yang ia hindarkan karena takut ketularan penyakit anak toripopuammeng. Yang sama-sama di lakukan yaitu iya berkata, tidak tau mana yang disuka orang Mapajunge itello seuwae atau itello maegae. Apabila mapajunge ingin tello I seuwae, atanna Mapajunge ingin bersembunyi dapur. Tapi apabila Mapajunge ingin itello maegae, mungkin lebih bagusnya di jauhkan anak toripopuammeng yang mengidap penyakit kulit itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar